Senin, 05 Desember 2016

Sejarah Sepatu Pria Wanita - Unik

Sepatu casual berkualitas
Sepatu pria - casual
ActualFootwear - Seorang pecinta sepatu sejati baik pria maupun wanita, biasanya akan mempunyai beberapa sepatu sesuai dengan kecocokan pakaian yang dikenakan. Namun, tidak sedikit orang juga yang memakai sepatu yang sama untuk semua pakaiannya. Berbeda dengan pria, seorang wanita cenderung lebih memperhatikan penampilannya. Tidak heran jika di sebuah rumah, seorang istri lebih banyak mempunyai sepatu dibanding suaminya.

Terlepas dari semua itu, setidaknya setiap 1 orang punya sepatu / jenis sepatu yang paling disukai. Jika anda meyukai suatu sepatu berdasarkan jenisnya, berikut kami ulas sejarah menarik & unik tentang sepatu, yang mungkin belum anda ketahui sebelumnya. Termasuk juga dengan asal - usul sol sepatu yang pernah tren di masa sebelumnya. Yuk simak artikel di bawah ini:

1. Bukan wanita, tapi ternyata seorang pria adalah yang pertama kali memakai High Heels/ sepatu dengan hak tinggi.

Seperti dikutip dari Huffington Post, pada sekitar abad ke-10 para lelaki yang menunggang kuda membutuhkan sepatu boot dengan hak tinggi untuk tetap bisa meletakkan kaki mereka di sanggurdi. Karena di saat itu kepemilikan kuda juga merupakan bukti kekayaan, heels (hak sepatu) kemudian menjadi tanda dari aristokrasi dan posisi sosial yang tinggi, bukan pembeda gender.

2. Sepatu Low Heels (ber-hak rendah) dahulu dikenakan oleh aktor Yunani untuk menunjukkan statusnya.

Kostum yang dipakai para aktor Yunani jaman dahulu, menjadi sebuah identitas karakter yang penting untuk diketahui para penonton, tentunya saat para aktor pentas di panggung drama. Seperti yang ditulis Kennedy Center, aktor yang penting biasanya akan mengenakan sepatu yang disebut dengan ‘buskin’, tau sepatu dengan hak datar untuk membedakan dengan aktor komedi yang biasanya hanya menggunakan kaus kaki polos saja.

3.Sepatu bersol karet disebut Sneaker karena tidak menimbulkan bunyi saat melangkah.

Pada akhir tahun 1800-an, orang mulai suka menyebut sepatu dengan hak karet sebagai sneaker. Alasannya karena sepatu jenis ini memang tak menimbulkan bunyi, seperti layaknya orang yang mengendap-endap atau‘sneaker’.

4. Sol sepatu merah Louboutin terinspirasi oleh lukisan Andy Warhol.

Seperti ditulis The New Yorker pada tahun 1993, Louboutin ingin membuat sepatu  yang terinspirasi dari lukisanFlower karya Warhol.  Ketika purwarupanya datang, Louboutin tak cukup puas karena merasa ‘gambar Warhol masih lebih kuat’. Lalu dia melihat anak buahnya sedang mencat kuku dengan warna merah. Dia ambil cat kuku itu dan mencat seluruh bagian bawah sepatu dengan warna itu.

5. Gaji Anda menentukan pilihan sepatu yang Anda pakai ke kantor.

Berdasarkan polling dari laman Beso yang dibuat pada tahun 2013, di antara 6.750 wanita, 71 persen dengan pendapatan kurang dari $ 40 ribu setahun jarang menggunakan sepatu heels ke tempat kerja. Sementara 21 persen lainnya yang menghasilkan $ 150 ribu setahun ( atau lebih, cenderung menggunakan sepatu heels tiap hari ke kantor.

6. Lebih banyak orang yang kecanduan membeli sepatu dibanding orang yang membeli sepatu karena tren.

Dalam wawancara dengan Cosmopolitanpada tahun 2010, Suzanne Ferriss, PhD, dan editor Footnotes: On Shoes, mengatakan kecanduan perempuan akan membeli sepatu memicu area di otak yang disebut oleh prefrontal cortex atau spot kolektor. “Sepatu adalah benda koleksi, baik perempuan sadari atau tidak mereka akan menerima hal ini,” katanya.

7. Aktris Audrey Hepburn adalah sosok pertama yang membuat loafer menjadi tren gaya.

Dulunya loafer adalah sepatu pria, namun Hepburn berhasil membuat sepatu ini sama gayanya untuk perempuan, demikian dicatat oleh Wall Street Journal. Hepburn pertama kali menggunakan sepatu ini di tahun 1957 saat membintangi film Funny Face. Dia menggunakan loafer hitam dari Ferragamos.

8. Dr. Martens awalnya dianggap sebagai sepatu kerja untuk pria yang praktis karena solnya yang berbantalan udara.

Sepatu Dr. Martens diciptakan oleh penemu Jerman bernama Dr.. Martaens dan temannya Dr. Funck. Lalu sepatu ini dikembangkan oleh Inggris dan dipasarkan tahun 1960. Baru tahun 1970-an sepatu ini populer di Inggris terutama pada kelompok subkultur dan gerakan musik punk.  

9. Salvatore Ferragamo membuat sepatu wedges saat Italia sedang menderita karena tertutupnya perdagangan dengan negara lain.

Sepatu wedges dibuat pada tahun  1940-an.  Saat itu Italia sedang menjalani pemboikotan perdagangan. Akibatnya Ferragamo tak lagi bisa mengimpor baja untuk heels traditional. “Saya lalu bereksperimen dengan gabus dan memasangnya di sepatu,” kata Ferragamo. Hanya dalam hitungan minggu sepatu itu jadi benda paling populer di Italia.